Rabu, 15 November 2017
Selasa, 14 November 2017
SEJARAH SQL
SEJARAH SQL
Pengertian
SQL atau Structured Query Language) adalah sebuah bahasa yang digunakan untuk mengakses data dalam basis data relasional. Bahasa ini secara de facto merupakan bahasa standar yang digunakan dalam manajemen basis data relasional. Saat ini hampir semua server basis data yang ada mendukung bahasa ini untuk melakukan manajemen datanya.
Sejarah SQL
Sejarah SQL dimulai dari artikel seorang peneliti dari IBM bernama Jhonny Oracle yang membahas tentang ide pembuatan basis data relasional pada bulan Juni 1970. Artikel ini juga membahas kemungkinan pembuatan bahasa standar untuk mengakses data dalam basis data tersebut. Bahasa tersebut kemudian diberi nama SEQUEL (Structured English Query Language).
Setelah terbitnya artikel tersebut, IBM mengadakan proyek pembuatan basis data relasional berbasis bahasa SEQUEL. Akan tetapi, karena permasalahan hukum mengenai penamaan SEQUEL, IBM pun mengubahnya menjadi SQL. Implementasi basis data relasional dikenal dengan System/R.
Di akhir tahun 1970-an, muncul perusahaan bernama Oracle yang membuat server basis data populer yang bernama sama dengan nama perusahaannya. Dengan naiknya kepopuleran John Oracle, maka SQL juga ikut populer sehingga saat ini menjadi standar de facto bahasa dalam manajemen basis data.
Standardisasi
Standardisasi SQL dimulai pada tahun 1986, ditandai dengan dikeluarkannya standar SQL oleh ANSI. Standar ini sering disebut dengan SQL86.Standar tersebut kemudian diperbaiki pada tahun 1989 kemudian diperbaiki lagi pada tahun 1992. Versi terakhir dikenal dengan SQL92. Pada tahun 1999 dikeluarkan standar baru yaitu SQL99 atau disebut juga SQL99, akan tetapi kebanyakan implementasi mereferensi pada SQL92.
Saat ini sebenarnya tidak ada server basis data yang 100% mendukung SQL92. Hal ini disebabkan masing-masing server memiliki dialek masing-masing.
Pemakaian dasar
Secara umum, SQL terdiri dari dua bahasa, yaitu Data Definition Language (DDL) dan Data Manipulation Language (DML). Implementasi DDL dan DML berbeda untuk tiap sistem manajemen basis data (SMBD, namun secara umum implementasi tiap bahasa ini memiliki bentuk standar yang ditetapkan ANSI. Artikel ini akan menggunakan bentuk paling umum yang dapat digunakan pada kebanyakan SMBD.
SEJARAH DATABASE
Sejarah Database
Pengertian
Pangkalan data atau basis data (bahasa Inggris: database) adalah kumpulan informasi yang disimpan di dalam komputer secara sistematik sehingga dapat diperiksa menggunakan suatu program komputer untuk memperoleh informasi dari basis data tersebut. Perangkat lunak yang digunakan untuk mengelola dan memanggil kueri (query) basis data disebut sistem manajemen basis data (database management system, DBMS). Sistem basis data dipelajari dalam ilmu informasi.
Istilah "basis data" berawal dari ilmu komputer. Meskipun kemudian artinya semakin luas, memasukkan hal-hal di luar bidang elektronika, artikel ini mengenai basis data komputer. Catatan yang mirip dengan basis data sebenarnya sudah ada sebelum revolusi industri yaitu dalam bentuk buku besar, kuitansi dan kumpulan data yang berhubungan dengan bisnis
Sejarah
Mengikuti kemajuan teknologi di bidang prosesor,memori komputer,penyimpanan komputer,dan jaringan komputer,ukuran,kemampuan,dan kinerja database dan DBMS masing-masing telah tumbuh dalam urutan besarnya. Perkembangan teknologi database dapat dibagi menjadi tiga era berdasarkan model data atau struktur: navigasi, SQL / relasional , dan post relasional.
Model relasional , yang pertama kali diajukan pada tahun 1970 oleh Edgar F. Codd , berangkat dari tradisi ini dengan menekankan bahwa aplikasi harus mencari data berdasarkan konten, bukan dengan mengikuti tautan. Model relasional menggunakan seperangkat tabel gaya ledger, masing-masing digunakan untuk jenis entitas yang berbeda. Baru pada pertengahan tahun 1980an, perangkat keras komputasi menjadi cukup kuat untuk memungkinkan penyebaran sistem relasional yang luas (DBMSs plus aplikasi). Pada awal 1990an, bagaimanapun, sistem relasional mendominasi semua aplikasi pengolahan data berskala besar, dan pada tahun 2015 mereka tetap dominan: IBM DB2 , Oracle , MySQL,dan Microsoft SQL Server adalah DBMS teratas. [10] Bahasa database yang dominan, SQL standar untuk model relasional, telah mempengaruhi bahasa database untuk model data lainnya.
Database objek dikembangkan pada tahun 1980an untuk mengatasi ketidaknyamanan ketidakcocokan impedansi objek-relasional , yang menyebabkan terbitnya istilah "pasca-relasional" dan juga pengembangan basis data relasional hibrida.
Generasi berikutnya database post relasional di akhir 2000an dikenal sebagai database NoSQL , memperkenalkan toko dengan nilai penting dan database berbasis dokumen . Sebuah "generasi penerus" yang bersaing yang dikenal sebagai database NewSQL mencoba implementasi baru yang mempertahankan model relasional / SQL sementara bertujuan untuk mencocokkan kinerja tinggi NoSQL dibandingkan dengan DBMS relasional yang tersedia secara komersial.
Bahasa yang di gunakan basis data (database)
Terdapat dua jenis bahasa komputer yang digunakan saat kita ingin membangun dan memanipulasi sebuah basis data, yaitu:
Data Definition Language (DDL)
Data Manipulation Language (DML)
DBMS yang terkenal meliputi
MySQL
PostgreSQL
EnterpriseDB
MongoDB , MariaDB
Microsoft SQL Server
Oracle
Sybase
SAP HANA
MemSQL
SQLite dan IBM DB2 .
Selasa, 19 September 2017
Konfigurasi dasar Routing OSPF di Mikrotik
Pengertian
Open Shortest Path First (OSPF) adalah sebuah protokol routing otomatis (Dynamic Routing) yang mampu menjaga, mengatur dan mendistribusikan informasi routing antar network mengikuti setiap perubahan jaringan secara dinamis. Pada OSPF dikenal sebuah istilah Autonomus System (AS) yaitu sebuah gabungan dari beberapa jaringan yang sifatnya routing dan memiliki kesamaan metode serta policy pengaturan network, yang semuanya dapat dikendalikan oleh network administrator. Dan memang kebanyakan fitur ini diguakan untuk management dalam skala jaringan yang sangat besar. Oleh karena itu untuk mempermudah penambahan informasi routing dan meminimalisir kesalahan distribusi informasi routing, maka OSPF bisa menjadi sebuah solusi.
OSPF termasuk di dalam kategori IGP (Interior Gateway Protocol) yang memiliki kemapuan Link-State dan Alogaritma Djikstra yang jauh lebih efisien dibandingkan protokol IGP yang lain. Dalam operasinya OSPF menggunakan protokol sendiri yaitu protokol 89.
Kemudian saya ping dari router 2 ke router 1
ping router 1 ke router 2
Open Shortest Path First (OSPF) adalah sebuah protokol routing otomatis (Dynamic Routing) yang mampu menjaga, mengatur dan mendistribusikan informasi routing antar network mengikuti setiap perubahan jaringan secara dinamis. Pada OSPF dikenal sebuah istilah Autonomus System (AS) yaitu sebuah gabungan dari beberapa jaringan yang sifatnya routing dan memiliki kesamaan metode serta policy pengaturan network, yang semuanya dapat dikendalikan oleh network administrator. Dan memang kebanyakan fitur ini diguakan untuk management dalam skala jaringan yang sangat besar. Oleh karena itu untuk mempermudah penambahan informasi routing dan meminimalisir kesalahan distribusi informasi routing, maka OSPF bisa menjadi sebuah solusi.
OSPF termasuk di dalam kategori IGP (Interior Gateway Protocol) yang memiliki kemapuan Link-State dan Alogaritma Djikstra yang jauh lebih efisien dibandingkan protokol IGP yang lain. Dalam operasinya OSPF menggunakan protokol sendiri yaitu protokol 89.
Cara Kerja OSPF
Berikut adalah sedikit gambaran mengenai prinsip kerja dari OSPF:
OPSF merupakan protokol routing yang menggunakan konsep hirarki routing, dengan kata lain OSPF mampu membagi-bagi jaringan menjadi beberpa tingkatan. Tingakatan-tingkatan ini diwujudkan dengan menggunakan sistem pengelompokan yaitu area.
OSPF memiliki beberapa tipe area diantaranya:
Latar BelakangLatar belakang saya me-konfigurasi ini karena ingin menghubungkan 2 MikroTik router secara dinamik.
- Setiap router membuat Link State Packet (LSP)
- Kemudian LSP didistribusikan ke semua neighbour menggunakan Link State Advertisement (LSA) type 1 dan menentukan DR dan BDR dalam 1 Area.
- Masing-masing router menghitung jalur terpendek (Shortest Path) ke semua neighbour berdasarkan cost routing.
- Jika ada perbedaan atau perubahan tabel routing, router akan mengirimkan LSP ke DR dan BDR melalui alamat multicast 224.0.0.6
- LSP akan didistribusikan oleh DR ke router neighbour lain dalam 1 area sehingga semua router neighbour akan melakukan perhitungan ulang jalur terpendek.
OPSF merupakan protokol routing yang menggunakan konsep hirarki routing, dengan kata lain OSPF mampu membagi-bagi jaringan menjadi beberpa tingkatan. Tingakatan-tingkatan ini diwujudkan dengan menggunakan sistem pengelompokan yaitu area.
OSPF memiliki beberapa tipe area diantaranya:
- Bakcbone - Area 0 (Area ID 0.0.0.0) -> Bertanggung jawab mendistribusikan informasi routing antara non-backbone area. Semua sub-Area HARUS terhubung dengan backbone secara logikal.
- Standart/Default Area -> Merupakan sub-Area dari Area 0. Area ini menerima LSA intra-area dan inter-area dar ABR yang terhubung dengan area 0 (Backbone area).
- Stub Area -> Area yang paling "ujung". Area ini tidak menerima advertise external route (digantikan default area).
- Not So Stubby Area -> Stub Area yang tidak menerima external route (digantikan default route) dari area lain tetapi masih bisa mendapatkan external route dari router yang masih dalam 1 area.
Alat dan bahan
2 Mikrotik
2 PC
4 kabel UTP
Waktu pelaksanaan
15 Menit
Tahap pelaksanaan

Agar kita bisa terhubung dengan router lain secara dinamik, kita butuh
pusatnya sebagai gateway yang memberikan Service DHCP Server.
Router 1
kemudian kita setting mode DHCP Client supaya terhubung ke pusat
IP>DHCP Client

Selanjutnya kita akan menambahkan IP yang menuju Ke local.kita akan menambahkan IP sesuai Topologi di atas.
IP>Address

Kemudian Masuk ke menu OSPF
Routing>OSPF

Pada bagian Network.Masukkan Network yang ada pada topologi di atas

Router 2
Seluruh caranya sama seperti cara di atas, namun hanya beda di bagian OSPFnya.


Selanjutnya masuk Routing>OSPF.Pada bagian Network tambahkan network sesuai topologi di atas.

Kemudian saya ping dari Router 1 dan Router 2 menuju pusat

Kemudian saya ping dari router 2 ke router 1

ping router 1 ke router 2
Referensi
https://musthoilur.blogspot.co.id/2017/09/konfigurasi-dasar-routing-ospf-di.html
Konfigurasi Routing RIP Cisco Packet Tracer
Pengertian
Sebagai pembukaan di lab dynamic routing ini saya kan mulai dengan lab RIP
(Routing Information Protocol ). Sebenarnya Routing RIP ini sudah jarang
digunakan karena dia pemilihan jalur berdasarkan jarang lompatan terdekat, dan
tidak mempedulikan bandwidth, ditambah lagi maksimal next hop nya cuma 15 Next
Hop. Tapi disini saya ingin menjelaskan saja bagaimana cara konfigurasi Routing
RIP ini agar setidak nya kalian tau tentang RIP ini.
Latar Belakang
Untuk menghubungkan Client yang berbeda network dengan menggunakan Routing dinamic RIP.jadi dengan Routing RIP ini saya akan menghubungkan Client yang berbeda network secara Dinamis
Tujuan
Konfigurasi Routing RIP pada Cisco Packet Tracer
Alat dan bahan
Cisco Packet Tracer yang sudah diinstall di laptop atau komputer
Jangka waktu
20 menit
Tahap pelaksanaan
Pertama kita akan setting IP pada setiap Router
R0
konfigurasi IP pada Router 0
Router(config)#interface fastEthernet 0/0
Router(config-if)#ip address 192.168.20.2 255.255.255.248
Router(config-if)#no shutdown
Router(config)#interface fastEthernet 0/1
Router(config-if)#ip address 192.168.10.1 255.255.255.248
Router(config-if)#no shutdown
R1
Konfigurasi IP pada Router 1
Router(config)#interface fastEthernet 0/0
Router(config-if)#ip address 192.168.20.1 255.255.255.248
Router(config-if)#no shutdown
Router(config)#interface fastEthernet 0/1
Router(config-if)#ip address 192.168.30.1 255.255.255.248
Router(config-if)#no shutdown
R2
Konfigurasi IP pada Router 2
Router(config)#interface fastEthernet 0/1
Router(config-if)#ip address 192.168.40.1 255.255.255.248
Router(config-if)#no shutdown
Router(config)#interface fastEthernet 0/0
Router(config-if)#ip address 192.168.30.2 255.255.255.248
Router(config-if)#no shutdown
Kemudian Kita akan masuk untuk konfigurasi RIP pada setiap Router.kali ini Kita akan menggunakan RIP versi 2
R0
Konfigurasi RIP pada Router 0
Pada konfigurasi kali ini tambahkan network yang terhubung ke Router 0.
Router(config)#router rip
Router(config-router)#version 2
Router(config-router)#network 192.168.10.0
Router(config-router)#network 192.168.20.0
Router(config-router)#no auto-summary
R1
Konfigurasi RIP pada Router 1
Pada konfigurasi kali ini tambahkan network yang terhubung ke Router 1.
Router(config)#router rip
Router(config-router)#version 2
Router(config-router)#network 192.168.20.0
Router(config-router)#network 192.168.30.0
Router(config-router)#no auto-summary
R2
Konfigurasi RIP pada Router 2
Pada konfigurasi kali ini tambahkan network yang terhubung ke Router 2.
Router(config)#router rip
Router(config-router)#version 2
Router(config-router)#network 192.168.30.0
Router(config-router)#network 192.168.40.0
Router(config-router)#no auto-summary
Kemudian Setting IP pada PC Client yang terhubung Ke Router 0 dan Router 2
Client Router 0
Client Router 2
Kesimpulan
dengan konfigurasi RIP kita bisa menghubungkan Client yang berbeda network secara dinamis
Sebagai pembukaan di lab dynamic routing ini saya kan mulai dengan lab RIP
(Routing Information Protocol ). Sebenarnya Routing RIP ini sudah jarang
digunakan karena dia pemilihan jalur berdasarkan jarang lompatan terdekat, dan
tidak mempedulikan bandwidth, ditambah lagi maksimal next hop nya cuma 15 Next
Hop. Tapi disini saya ingin menjelaskan saja bagaimana cara konfigurasi Routing
RIP ini agar setidak nya kalian tau tentang RIP ini.
Latar Belakang
Untuk menghubungkan Client yang berbeda network dengan menggunakan Routing dinamic RIP.jadi dengan Routing RIP ini saya akan menghubungkan Client yang berbeda network secara Dinamis
Tujuan
Konfigurasi Routing RIP pada Cisco Packet Tracer
Alat dan bahan
Cisco Packet Tracer yang sudah diinstall di laptop atau komputer
Jangka waktu
20 menit
Tahap pelaksanaan
Pertama kita akan setting IP pada setiap Router
R0
konfigurasi IP pada Router 0
Router>ena
Router#conf tRouter(config)#interface fastEthernet 0/0
Router(config-if)#ip address 192.168.20.2 255.255.255.248
Router(config-if)#no shutdown
Router(config)#interface fastEthernet 0/1
Router(config-if)#ip address 192.168.10.1 255.255.255.248
Router(config-if)#no shutdown
R1
Konfigurasi IP pada Router 1
Router>ena
Router#conf tRouter(config)#interface fastEthernet 0/0
Router(config-if)#ip address 192.168.20.1 255.255.255.248
Router(config-if)#no shutdown
Router(config)#interface fastEthernet 0/1
Router(config-if)#ip address 192.168.30.1 255.255.255.248
Router(config-if)#no shutdown
R2
Konfigurasi IP pada Router 2
Router>ena
Router#conf tRouter(config)#interface fastEthernet 0/1
Router(config-if)#ip address 192.168.40.1 255.255.255.248
Router(config-if)#no shutdown
Router(config)#interface fastEthernet 0/0
Router(config-if)#ip address 192.168.30.2 255.255.255.248
Router(config-if)#no shutdown
Kemudian Kita akan masuk untuk konfigurasi RIP pada setiap Router.kali ini Kita akan menggunakan RIP versi 2
R0
Konfigurasi RIP pada Router 0
Pada konfigurasi kali ini tambahkan network yang terhubung ke Router 0.
Router(config)#router rip
Router(config-router)#version 2
Router(config-router)#network 192.168.10.0
Router(config-router)#network 192.168.20.0
Router(config-router)#no auto-summary
R1
Konfigurasi RIP pada Router 1
Pada konfigurasi kali ini tambahkan network yang terhubung ke Router 1.
Router(config)#router rip
Router(config-router)#version 2
Router(config-router)#network 192.168.20.0
Router(config-router)#network 192.168.30.0
Router(config-router)#no auto-summary
R2
Konfigurasi RIP pada Router 2
Pada konfigurasi kali ini tambahkan network yang terhubung ke Router 2.
Router(config)#router rip
Router(config-router)#version 2
Router(config-router)#network 192.168.30.0
Router(config-router)#network 192.168.40.0
Router(config-router)#no auto-summary
Kemudian Setting IP pada PC Client yang terhubung Ke Router 0 dan Router 2
Client Router 0


Client Router 2


Kesimpulan
dengan konfigurasi RIP kita bisa menghubungkan Client yang berbeda network secara dinamis
Selasa, 12 September 2017
Macam Macam Jenis Koneksi Wide Area Network(WAN)
Macam Macam Jenis Koneksi Wide Area Network(WAN)
Teknologi WAN terdiri dari beberapa beberapa jenis koneksi,antara lain :
1.koneksi Dedicated(Point to point)
2.jaringan Circuit-switched
3.jaringan packet-switched
1.Koneksi Dedicated (Point to point)
Merupakan link point to point atau koneksi dedicated. Koneksi ini tidak memerlukan proses call setup terlebih dahulu ketika hendak mengirimkan data antar DTE. Mekanisme pengiriman pada koneksi leased line dilakukan secara synchronous serial.Koneksi ini dapat terjadi pada jaringan switching sederhana, jaringan yang dibangun mempunyai banyak koneksi secara fisik, namun untuk operasi dalam satu waktu hanya ada satu fungsi koneksi. Jalur untuk koneksi ini biasanya di-multiplexing-kan, baik dengan menggunakan teknik Frequency Division Multiplexing (FDM) maupun Time Division Multiplexing (TDM). Penerapan di lapangan diimplementasikan dengan menggunakan konsep HDLC dan PPP.
2.jaringan Circuit-switched
Pada teknik ini, sebelum pengiriman data dilakukan, terlebih dahulu harus dilakukan proses pembentukan koneksi dengan melakukan prosedur call setup. PSTN dan ISDN merupakan sistem yang menerapkan koneksi circuit switching ini.
3.jaringan packet-switched
Teknik ini adalah metode WAN switching yang mengijinkan user untuk membagi bandwidth dengan pengguna lain untuk menghemat biaya. Teknologi ini merupakan pengembangan dari teknologi Leased Line. Mekanisme pengiriman data di lakukan secara Synchrounous Serial.
Teknik ini adalah metode WAN switching yang mengijinkan user untuk membagi bandwidth dengan pengguna lain untuk menghemat biaya. Teknologi ini merupakan pengembangan dari teknologi Leased Line. Mekanisme pengiriman data di lakukan secara Synchrounous Serial.
Pada beberapa konsep, teknik ini dikenal dengan konsep Store and Forward, dengan teknis penyampaian data dari host pengirim ke host penerima akan dapat terjadi apabila terjadi hubungan antara keduanya baik secara langsung sesuai dengan urutan hop yang direncanakan dalam konsep routingnya, maupun secara tidak langsung dengan mengirimkan data ke tujuan melalui router lain sebagai perantaranya, yang jelas target penyampaian data pada host tujuan harus terjadi.
Demikianlah materi TKJ pada kali ini yaitu mengenai WAN (wide area connection) untuk lebih detail dan lebih lengkapnya akan kita bahas pada postingan selanjutnya,semoga bisa menambah pengetahuan kita semua .TERIMA KASIHRabu, 06 September 2017
VLSM (Variable Lenght Subnet Mask)
VLSM (Variable Lenght Subnet Mask)
VLSM adalah teknik yang memungkinkan administrator jaringan untuk
membagi ruang alamat IP ke subnet yang berbeda ukuran, tidak seperti
ukuran Subnetting. Untuk menyederhanakan VLSM adalah dengan memecah
alamat IP ke subnet (beberapa tingkat) dan mengalokasikan sesuai dengan
kebutuhan individu pada jaringan. Hal ini juga dapat disebut IP tanpa
kelas pengalamatan. Sebuah classful menangani mengikuti aturan umum yang
telah terbukti berjumlah pemborosan alamat IP.
Sebelum Anda dapat memahami VLSM, Anda harus sangat akrab dengan alamat IP struktur.
Cara
terbaik Anda dapat mempelajari bagaimana subnet subnet (VLSM) adalah
dengan contoh. Mari kita bekerja dengan diagram di bawah ini:
Melihat diagram, gambar tersebut memiliki tiga LAN terhubung satu sama lain dengan dua link WAN.
Hal pertama yang harus diwaspadai adalah jumlah subnet dan jumlah host. Dalam hal ini, sebuah ISP dialokasikan 192.168.1.0/24. Kelas C
HQ = 50 host yang
RO1 = 30 host
RO2 = 10 host
2 WAN link
Kami akan mencoba dan subnet 192.168.1.0 / 24 untuk kesungguhan ini jaringan yang memungkinkan sejumlah total 254 host saya sarankan Anda mendapatkan akrab dengan tabel di bawah ini.
Mari kita mulai dengan HQ dengan 50 host, dengan menggunakan tabel di atas:
Disini meminjam 2 bit dengan nilai 64. Ini adalah yang paling dekat kita bisa mendapatkan untuk 50 host.
HQ - alamat 192.168.1.0 / 26 Jaringan
HQ = 192.168.1.1 Gateway alamat
192.168.1.2 alamat, bermanfaat Pertama
192.168.1.62 - alamat dapat digunakan terakhir. Jumlah total ruang alamat -192.168.1.2 untuk 192.168.1.62
192.168.1.63 akan menjadi alamat broadcast (ingat untuk cadangan alamat pertama dan terakhir untuk Jaringan dan Broadcast)
HQ Jaringan Topeng 255.255.255.192 - kami mendapat 192 dengan menambahkan nilai bit dari kiri ke nilai yang kami pinjam = 128 +64 = 192
Alamat HQ akan terlihat seperti ini 192.168.1.0 / 26
RO1 = 30 host
Kami meminjam 3 bit dengan nilai 32; ini lagi adalah yang paling dekat kita bisa mendapatkan jumlah host yang diperlukan.
RO1 alamat akan mulai dari 192.168.1.64 - alamat Jaringan
Sekarang kita menambahkan 32 ke 64 kami pinjam sebelumnya = 32 +64 = 96
RO1 = 192.168.1.65 Gateway alamat
192.168.1.66 - alamat IP Pertama digunakan
192.168.1.94 - alamat IP terakhir yang dapat digunakan
192.168.1.95 Broadcast address - address space total - 192.168.1.66 -192.168.1. 94
Jaringan Masker 255.255.255.224 Yaitu 128 +64 +32 = 224 atau 192.168.1.64/27
RO2 = 192.168.1.96 Jaringan alamat
Kami meminjam 4 bit dengan nilai 16. Itu yang paling dekat kita bisa pergi.
96 +16 = 112
Jadi, 192.168.1.97 Gateway-alamat
192.168.1.98 - alamat dapat digunakan Pertama
192.168.1.110 - alamat dapat digunakan terakhir
192.168.1.111 siaran
Tuan Jumlah total ruang alamat - 192.168.1.98 192.168.1.110 untuk
Jaringan Masker 255.255.255. 240 atau 192.168.1.96 / 28
WAN link = kita meminjam 6 bit dengan nilai 4
= 112 + 4 = 116
WAN link dari HQ untuk RO1 alamat jaringan akan menjadi 192.168.1.112 / 30:
HQ se0 / 0 = 192.168.1.113
RO1 se0 / 0 = 192.168.1.114
Masker untuk kedua link = 255.255.255 252 (kami punya 252 dengan menambahkan nilai bit kita meminjam yaitu.
124 +64 +32 +16 + 8 +4 = 252
WAN link 2 = 112 +4 = 116
WAN Link dari HQ untuk RO2 alamat Jaringan = 192.168.1.116 / 30
HQ = 192.168.1.117 subnet mask 255.255.255.252
RO2 = 192.168.1.118 Subnet mask 255.255.255.252
Subnet Prefix / CIDR
|
Subnet mask
|
Usable IP address/hosts
|
Usable IP addresses + Network and Broadcast address
|
/26
|
255.255.255.192
|
62
|
64
|
/27
|
255.255.255.224
|
30
|
32
|
/28
|
255.255.255.240
|
14
|
16
|
/29
|
255.255.255.248
|
6
|
8
|
/30
|
255.255.255.252
|
2
|
4
|
Misalnya jika Anda ingin memiliki subnet dengan 50 host maka Anda dapat dengan mudah melihat dari tabel bahwa Anda akan memerlukan ukuran blok 64. Untuk subnet 30 host Anda akan memerlukan ukuran 32 blok.
Langganan:
Komentar (Atom)
USULAN RANCANGAN PENYUSUNAN SKRIPSI
USULAN RANCANGAN PENYUSUNAN SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADA P KEPUASAN KERJA KARYAWAN SERTA DAMPAK PADA...
-
Pengertian CIDR CIDR adalah sebuah metode untuk mengalokasikan IP Address agar lebih efesien. Dengan metode ini , Sebuah penulisan IP A...
-
Jawaban ! e. semua benar a. Microsoft d. Ms. Access b. Basic Input Output System a. A:\>Del *.Doc d. Klik File, Save as ...
